CERITA SI MUGAN | HiKAYAT ACEH

Mugan seorang anak yatim lagi miskin. Ia tinggal bersama ibunya di kampung Ngkeran Tanah Alas. Kehidupannya sehari-hari mencari upahan bersama ibunya. Hasil upahan yang diperolehnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua.
Orang sekampungnya sudah benei kepada si Mugan, karena ia tak mempunyai apa pun, sehingga agak sukar mencari upahan di tempat itu. Ibunya mengambil keputusan untuk pindah ke suatu dusun yang disebut Daleng Megare sebelah selatan Ngkeran. Di sana ibunya berkebun. dengan bermacam-macam tanaman muda yang ditanam. Dengan hasil kebun ini ditukarkan dengan barang keperluan sehai-hari.


Di antara tanaman yang ditanamnya termasuk kunyit sebagai bahan bumbu masak pelengkap keperluan mereka.

    Pada suatu hari ibu Mugan mendapat ikan yang diperolehnya dari hasil tangguk di sungai Lawe Alas. Ikan itu dipesiang, dipotong- potong hendak digulai untuk dimakan bersama-sama anaknya. Si Mugan disuruhnya mencungkil buah kunyit yang ditanamnya di samping rumahnya. Mugan pun pergi mencungkil buah kunyit. Setelah berkali-kali dikorek terdengarlah suara keras seperti batu. Ia melihatnya seperti buah kunyit, anehnya mengapa keras tidak seperti lazimnya kunyit yang lain. Buah kunyit itu dibawanya ke rumah dan diperlihatkannya kepada ibunya. Ibunya mengamat- amati buah kunyit. Ia berkeseimpulan bahwa benda itu jelas emas. Ia merahasiakan hal itu kepada anaknya dan tidak mengatakan apa sebenarnya benda itu, karena ia khawatir kalau-kalau anaknya menceritakannya kepada orang lain, karena Mugan saat itu belum dewasa. Ibunya membawa benda itu ke kampung untuk ditukarkan dengan kebutuhan mereka sehari-hari. Sudah jelas semua orang mengakuinya, bahwa benda itu adalah logam mulia. Dari hari ke hari bertambah makmurlah keluarga itu, sehingga sampailah saatnya perlu mengetahuinya apa yang dirahasiakan ibunya itu. lalu diceritakanlah kepadanya. Mugan mendengarkan simpanannya ini keluar daerah seperti tanah Karo, Singkil, Gayo dan sebagainya. Ia mendirikan sebuah rumah yang megah berketam pada saat itu. Banyak pula dibelinya budak dari daerah lain yaitu budak-budak tawanan perang. Budak-budak ini menjaga ternak, sawah kebun si Mugan. Mugan terkenal sampai ke pelosok-pelosok negeri. Ia kawin pertama dengan seorang gadis pilihannya yang berasal dari Tanah Karo. Sudah berapa tahun hidup bersama, namun belum mendapat keturunan.Tambah lama Mugan bertambah angkuh dan sombong, sehingga pada suatu hari diundangnyalah Raja Pulonas dan Raja Bambel beserta orang-orang terkemuka di TanahmAlas untuk diadakan suatu jamuan makan. Ia bermaksud memperlihatkan kekayaan yang dimilikinya kepada kedua Raja itu dan bermaksud menarik perhatian orang banyak. Pada hari yang ditentukan hadirlah semua undangan, maka dipersilakan naik ke rumah yang memang dari kemarinnya sudah dihiasi dengan perhiasan emas dan perak serta dipamerkan semua benda-benda permata yang berharga. Kagetlah raja menyaksikan semua itu, maka mulailah timbul rasa tersinggung. Mugan dipanggil : "Mugan, nampaknya undangan ini bukan sekedar bermaksud mengadakan jamuan, tetapi engkau hendak menandingi raja. Sekarang kalau kamu tidak memenuhi ketetapan kami, kami tak bersedia makan hidangan yang kau sediakan, engkau harus dedenda sebanyak tiga puluh dua," kata raja. Mendengar hal itu, Mugan khawatir akan merasa malu kepada orang banyak, jika hidangannya tak jadi dimakan, maka iapun berkata : Siap sedia saya membayar raja," katanya sambil menunaikan sejumlah uang yang di tetapkan tadi. Dengan sangat dongkol raja pun makan bersama, dan hadir di sana sampai acara selesai.

Pada musim panen padi yang cukup berhasil baik, raja pun mengundang Penghulu Kampung guna disepakatkan untuk bersamasama dimusyawarahkan mengadakan pesta syukur besar-besaran pada suatu tempat. Setelah sependapat semua dengan rencana, ditetapkanlah membendung kali Alas yang berlubuk ideal raengandung ikan yang banyak, di pinggir pantai sungai ini nanti akan diadakan pesta besar serta makan bersama sebagai tanda syukur, karena telah mendapat panen yang baik pada tahun itu. Pada hari membendung kali, diperintahkanlah semua pen-duduk membawa perlengkapan bekerja gotong royong memindahkan aliran sungai, sehingga dangkallah sungai yang berikan banyak itu. Mulailah alat menangkap ikan dikenakan, seperti jala, bubu, tangguk, dan sebagainya. Melihat ikannya cukup banyak timbullah keinginan raja untuk turun turut serta menangkap ikan beramai-ramai. Pada saat itu pula datang Mugan dengan pakaian kebesaran lengkap perhiasan menunggang kuda pilihannya ke daerah penangkapan ikan itu. Setibanya di sana ia pun turun dan minta izin dan raja pun mempersilakannya. Jala yang berbatu emasnya dikenakannya lalu dilemparkannva dari atas kepala raja sambil berbasa-basi mengucapkan :

"Maaf raja". Beberapa kali lemparan ia pun berhenti dan meminta izin untuk pulang. Karena tujuannya sekedar memperlihatkan keberaniannya dan kekayaannya kepada raja dan orang banyak, maka semua orang membicarakan kelakuan si Mugan sajalah pada saat itu. Ada yang heran, ada yang mencaci, ada pula yang memujinya secara diam-diam. Selesai makan bersama raja pun kembalilah ke rumah, demikian pulalah rakyat lainnya sambil berpikir bagaimana mengatasi kesombongan si Mugan. Uwan Terakat dari Lawe Kongker Ngkeran mengemukan ide kepada raja, ada cara untuk memusnahkan si Mugan, yaitu dengan jalan membujuknya kawin dengan gadis cantik, yang terlebih dahulu disepakati dengan rencana mereka. Raja setuju dengan rencana itu, karena bila diserangnya secara terang-terangan tidak mungkin, sebab si Mugan mempunyai simpanan pagar beracun di sekeliling rumahnya, lagi pula ia banyak mempunyai budak yang berani mati. Maka ditunjuklah utusan untuk membujuk Mugan. Akhirnya utusan itu berhasil dengan mengemukakan alasan, bahwa Mugan harus kawin lagi. Harta banyak anak tak punya kurang sempurna bukan ? Mendengar itu Mugan pun setujulah dengan maksud kawin lagi. Perkawinan Mugan sudah ditentukan saatnya, sang calon pun telah ditentukan oleh pihak lawannya. Maka pada akhir masa bulan madunya Mugan dibekali oleh mertuanya dengan makanan sebagai lazimnya orang dengan menantunya pulang ke rumahnya bersama isteri. Di tengah jalan Mugan merasa lapar, tetapi isteri menyarankan di rumahlah nanti setelah saya serahkan kepada kakak, barulah kita makan bersama-sama, kata sang isteri. Mugan pun setuju. Tiba di rumah, sang isteri muda menyerahkan makanan yang dibawa tadi kepada madunya sebagaimana lazimnya dilakukannya. Isteri yang tua menghidangkannya, Maka Mugan pun bersamasama bertiga. Bahagian yang terkena racun terletak dalam bungkusan khusus bahagian hidangan Mugan, memang sudah diatur sebelumnya oleh isteri yang muda. Selesai makan Mugan merasa ngantuk sekali dan dibawalah kekamarnya, dan diselimuti dan tertidur. Dalam tidurnya, ia rupanya sudah lenyap tidak bernyawa lagi. Ketika dibangunkan sang isteri tua ternyata sudah kaku dari kaki sampai kepala dan tahulah ia, bahwa Mugan telah meninggal. Isteri muda telah terlebih dahulu menghindarkan diri dan lari pulang ke Ngkeran melaporkan hasil yang sudah dicapainya. Semua budak segera menguburkannya dan berebut-rebutlah mereka dengan harta peninggalan Mugan. Harta itu dibawa pulang ke tempat asal mereka masing-masing, sedangkan isteri muda menurut keputusan adat pada masa itu mendapatkan rumah peninggalan Mugan, karena tidak bersalah. Menurut cerita harta emas yang disimpan si Mugan dalam tanah belum ditemukan siapa pun. Semua orang takut mendekati tempat dianggap angker itu, karena ada bekas tanaman racun di sana. Isterinya yang muda kemudian kawin ke Bambel, dan diserahkanlah rumahnya tadi didirikan di sana kemudian, akhirnya rumah itu disebut rangguil.

Komentar

Popular

CERITA SI KUALI BESI | HiKAYAT ACEH

CERITA TUPAI MALIMDIWA | HiKAYAT ACEH

The Price of Freedom by Hasan Muhammad Tiro | Buku Aceh

Ilmu Ketuhanan by Aboebakar Atjeh | Buku Aceh

CERITA PEREMPUAN, SETANPUN JEMU | HiKAYAT ACEH

Sekapur Sirih

Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh | Buku Aceh

CERITA LENANG MULUD | HiKAYAT ACEH